Bapak Arief Hartawan mengatakan bahwa sudah banyak negara-negara yang mayoritas penduduknya adalah non-Muslim telah mendeklarasikan negaranya sebagai negara yang termasuk kedalam Halal Tour. Namun intinya, Indonesia sudah mempunyai track record yang bagus pada peringkat Ekonomi Syariah dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir. Sehingga, akselerasi keuangan syariah dimata Bank Indonesia sudah cukup pesat. Hanya masih ada tantangan terhadap perusahan-perusahaan yang hanya “jago kandang” padahal mempunyai potensi yang besar untuk mendunia. Oleh karena itu, Bank Indonesia berusaha bersama Pemerintah membangun beberapa strategi dalam pilar-pilar disektor ekonomi, sektor keuangan, dan sektor edukasi & literasi.
Narasumber kedua yaitu Prof. Imamudin menjelaskan tentang Peran Muhammadiyah dalam mengembangkan Ekonomi Indonesia Sebagai Pusat Halal Dunia. Prof. Imamudin mengatakan bahwa Indonesia harus bisa menikmati sebagai pelaku aktif dalam Pusat Halal, bukan hanya sebagai penonton saja.
Menurut Prof. Imamudin, salah satu organisasi yang dirasa siap dalam mengembangkan dunia Ekonomi Islam untuk menjadi lebih kuat yaitu Muhammadiyah. Hal ini dikarenakan Muhammadiyah mempunyai banyak potensi pasar terhadap produk-produk Ekonomi Syariah. Peran-peran yang bisa dilakukan yaitu; 1) mencetak entrepreneur ekonomi syariah melalui Lembaga Pendidikan, 2) menciptakan ekosistem ekonomi syariah dengan jaringan usaha Muhammadiyah untuk saling menghidupi, 3) melakukan pemetaan potensi AUM sehingga diperoleh database potensi pengembangan AUM, 4) melakukan strategi pengembangan amal usaha yang variatif dan multistrategi, dan 5) melakukan kerjasama strategi dengan mitra-mitra eksternal dan internal.
Session (sesi) materi terakhir oleh Bapak Sutan Emir Hidayat yang menjelaskan tentang gambaran ekonomi dan keuangan syariah global. Pengeluaran konsumen sebesar US$ 2 triliun dari 1.9 milyar Muslim yang mencakup enam sector (sektor) riil ekonomi pada tahun estimasi 2021, ditambah US$ 3.6 triliun asset (aset) keuangan syariah global, 7.8% yoy growth 2020-2021. Per Agustus 2022, total asset keuangan syariah Indonesia (tidak termasuk Saham Syariah) mencapai Rp 2.224,76 triliun atau US$ 149,56 miliar. Sedangkan untuk perkembangan pengelolaan zakat dan wakaf, Indonesia tercatat sebagai negara paling dermawan di dunia berdasarkan The World Giving Index 2021. Oleh karena itu, perlu terus didorong antara integrasi antara industri keuangan syariah dengan industri halal. Hal ini dikarenakan masih banyak pelaku industri halal yang produknya sudah halal, namun pembiayaannya masih menggunakan bank konvensional.
Pelantikan
Acara seminar nasional ini ditutup dengan tanya jawab dan ISHOMA. Setelah itu, para pengurus APSEI mengadakan Rapat Program Kerja APSEI 2022-2023. Masing-masing divisi menyampaikan rancangan program kerja yang telah disusun untuk dibahas bersama-sama. Akhirnya, para pengurus APSEI sepakat bahwa perencanaan dan pelaksanaan program kerja adalah diembang dalam semangat Saling Membantu (Taa’wun). Harapannya keberadaan APSEI bisa Bersama-sama memajukan PTMA dan mengukuhkan peran APSEI dalam mendukung semangat internasionalisasi Muhammadiyah.